Analisis Pendapatan Nasional untuk
Perekonomian tertutup
1. Analisis
pendapatan nasional dengan perekonomian tertutup sederhana dua sector.
Pertumbuhan
perekonomian di dalam suatu negara sangat berpengaruh terhadap kehidupan rakyat
di negara tersebut. Pertumbuhan ekonomi di indonesia sekarang ini berbeda saat
zaman orde baru. Saat Zaman orde baru pertumbuhan ekonomi mungkin lebih baik,
karena pada zaman itu terdapat sedikit partai dibandingkan dengan zaman
sekarang yang memiliki banyak partai. Akibat terlalu banyaknya jumlah partai
yang ada, sehingga para investor asing tidak lagi menanam sahamnya di
Indonesia, karena selalu dimintai untuk mendanai konfoi partai tersebut.
Padahal saham asing sangat membantu pertumbuhan ekonomi negara. Hubungan
antara pertumbuhan ekonomi, inflasi dan pengangguran sangat erat hubungannya.
Salah Satu masalah jangka pendek dalam ekonomi yaitu inflasi, pengangguran dan
neraca pembayaran. Inflasi (inflation) adalah gejala yang menunjukkan kenaikan
tingkat harga umum yang berlangsung terus menerus. Tingkat inflasi yang terjadi
dalam suatu negara merupakan salah satu ukuran untuk mengukur baik buruknya
masalah ekonomi yang dihadapi suatu negara.
Kecenderungan untuk
Konsumsi dan menabung :
Konsumsi merupakan tindakan
pelaku ekonomi, baik individu maupun kelompok, dalam menggunakan komoditas
berupa barang maupun jasa untuk memenuhi kebutuhannya. Mengapa kita harus
memahami konsumsi? Membahas konsumsi sangat penting untuk analisis ekonomi
jangka panjang maupun jangka pendek suatu negara. Secara agregat, konsumsi
merupakan penjumlahan dari pengel;uaran seluruh rumah tangga yang ada dalam
suatu perekonomian. Dengan mengetahui total pengeluaran suatu perekonomian,
maka akan dapat diketahui beberapa masalah penting yang muncul dalam
perekonomian, seperti pemerataan pendapatan, efisiensi penggunaan sumber daya
dalam suatu perekonomian , masalah-masalah lainnya. Dengan demikian, kita dapat
menganalisis dan menentukan kebijakan ekonomi guna memperbaiki atau
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Konsumsi :
Kita telah mempelajari faktor yang dapat mempengaruhi konsumsi individu, antara lain pendapatan yang diterima, tingkat harga, selera. Kali ini, kita akan mencoba membahasnya dari segi ekonomi makro. Faktor-faktor yang mempengaruhi keseluruhan konsumsi rumah tangga diklasigikasikan ke dalam tiga bagian, antara lain faktor ekonomi, demografi, dan faktor nonekonomi, ada juaga yang membedakan faktor obyektif dan subyektif.
Kita telah mempelajari faktor yang dapat mempengaruhi konsumsi individu, antara lain pendapatan yang diterima, tingkat harga, selera. Kali ini, kita akan mencoba membahasnya dari segi ekonomi makro. Faktor-faktor yang mempengaruhi keseluruhan konsumsi rumah tangga diklasigikasikan ke dalam tiga bagian, antara lain faktor ekonomi, demografi, dan faktor nonekonomi, ada juaga yang membedakan faktor obyektif dan subyektif.
Untuk memahami hubungannya perlu mengetahui kecenderungan
mengonsumsi dan kecenderungan menabung.
1. Kecenderungan Mengonsumsi (Propensity to Consume)
Kecenderungan ini dibedakan menjadi kecenderungan
mengonsumsi marginal dan kecenderungan mengonsumsi rata-rata. Kecenderungan
mengonsumsi marginal atau marginal propensity to consume (MPC) adalah
perbandingan antara pertambahan konsumsi yang dilakukan dengan pertambahan pendapatan
disposibel
Kecenderungan mengonsumsi rata-rata atau average
propensity to consume (APC) adalah perbandingan antara tingkat konsumsi
(C) dengan tingkat pendapatan disposibel saat konsumsi itu dilakukan (Yd).
2. Kecenderungan
Menabung (Propensity to Save)
Kecenderungan menabung juga dibedakan menjadi kecenderungan
menabung marginal atau marginal propensity to save (MPS) dan
kecenderungan menabung rata-rata atau average propensity to save(APS).
Kecenderungan menabung marginal adalah perbandingan antara pertambahan tabungan
dengan pertambahan pendapatan disposibel .
Kecenderungan menabung rata-rata atau average
propensity to save (APS) adalah perbandingan antara jumlah tabungan dengan
jumlah pendapatan dipsosibel.
Angka-Angka Pengganda :
Multiplier atau angka pengganda
membarikan gambaran tentang intensitas hubungan kasual antara sebuah variable
tertentu dengan pendapatan nasional. Apabila angka pengganda tersebut
menunjukkan angka yang tinggi, maka ini berarti bahwa perusahaan yang terjadi
pada variable tersebut akan besar pengaruhnya terhadap tingkat pendapatan
nasional, begitu pula sebaliknya.
Dalam perkonomian tertutup deengan
adanya tindakan fiscal, kita mengenal 5 macam angka pangganda plus 1 angka
pengganda konsumsi, apabila kita menginginkannya. Ke-6 angkapengganda tersebut
adalah:
1.
Angka
Pengganda Investasi
Apabila
investasi dibawah dari sebesar I pertahun menjadi sebesar ( I + ∆I ) pertahun,
akan mengakibatkan pendapatan nasional equilibrium berubah dari semula Y
pertahun menjadi sebesar ( Y + ∆Y ) pertahun maka :
Sebelum adanya perubahan investasi
:
Y = Co + bTr – bTx + I +G
1 – b
Sesudah adanya perubahan investasi
:
Y + ∆Y = Co + bTr – bTx + (I + ∆I)
+ G
1
– b
Y + ∆Y = co + bTr – bTx + I +
G + ∆I
1 – b
1 – b
Y + ∆Y = Y + ∆I
1 – b
∆Y = ∆I
1 – b
∆Y = 1
∆I 1 – b
kI = ∆Y = 1
∆I 1 – b
2.
Angka
Pengganda Konsumsi.
Angka
pengganda konsumsi yang dapat kita persoalkan disini yaitu multiplier daripada
nilai ‘Co’ sajalah yang dapat kita jumpai hubungannya yang tetap dengan
perubahan tingkat pendapatan nasional equilibrium yang diakibatkan oleh adanya
perubahan nilai ‘Co’ tersebut, sedangkan hubungan antara perubahan nilai ‘b’
dengan perubanahan pendapatan nasional yang diakibatkan sifatnya tidak pasti,
sebab sangat tergantung krpada besarnya jumlah pengeluaran konsumsi pada
tingkat pendapatan sebesar nol (Co), besarnya invesatasi, besarnya konsumsi
pemerintah, besarnya transfer pemerintah dan besarnya pajak.
Angka pengganda konsumsi :
Kc = ∆Y = 1
∆Co 1-b
3.
Angka
Pengganda Pengeluaran Konsumsi Pemerintah.
Oleh
karena ‘government expenditure’ biasa juga disebuut ‘goverment purchase’ maka
angka pengganda pengeluaran biasa juga disebut ‘goverment purchase
mulitiplier’.
Angka pengganda pengeluaran
konsumsi pemerintah:
KG = ∆Y / ∆G = 1 / 1 – b
Angka pengganda transfer
pemerintah:
kTr = ∆Y/ ∆Tr = b / 1-b
4.
Angka
Pengganda Pajak
Angka
pengganda pajak mempunyai tanda negative dengan negatifnya angka pengganda
pajak berarti bertambahnya jumlah pajak yang dipungut oleh pemerintah akan
mengakibatkan menurunnya tingkat pendapatan nasional equilibrium begitu pula
sebaliknya.
Negatifnya angka pengganda pajak
dapat kita uraikan sebagai berikut:
Tx naik -> Yd turun ( pada
tingkat pendapatan nasional yg sama) -> C turun -> Y turun
Sebaliknya.
Tx turun -> Yd naik (pada
tingkat pendapatan nasional yang sama) -> C naik -> Y naik diikuti oleh
pengeluaran konsumsi, demikian seterusnya saampai dicapai pendapatan nasional
equilibrium yang baru.
Angka Pengganda Pajak
kTx = ∆Y / ∆Tx = -b/1-b
5.
Angka
Pengganda Anggaran Belanja yang Seimbang.
Dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu, dalam memperbesar pengeluaran
onsumsi pemerintah, pemerintah mungkin perlu menggunakan cara membelanjai
tambahan
goverment expenditure’ tersebut dengan memperbesar hasil pungutan pajak.
Angka pengganda anggaran belanja yang seimbang besarnya lebih dari nol,
ini mempunyai arti bahwa bertambahnya pengeluaran konsumsi pemerintah yang
dibarengi bertambahnya pajak dengan jumlah yang sama akan mengakibatkan,
meningkatnya tingkat pendapatan nasional, begitu pula sebaliknya.
Angka
pengganda anggaran belanja yang seimbang (balanced budget multiplier);
Sebelum adanya
perubahan pengeluaran pemerintah dan perubahan pajak:
Y = Co + bTr – bTx + I + G
1 –b
Sesudah adanya perubahan
pengeluaran konsumsi pemerintah disertai perubahan pajak:
Y + ∆Y = Co + bTr – b(Tx + ∆Tx) + I
+ (G+∆G)
1-b
Oleh karena ∆Tx = ∆G, maka :
Y + ∆Y = Co + bTr – b(Tx + ∆Tx) + I
+ (G+∆G)
1-b
Y + ∆Y = Co + bTr – bTx + b ∆G + I
+ G +∆G
1-b
Y + ∆Y = Co + bTr – bTx + I +
G + -b ∆G + ∆G
1-b
1-b
Y + ∆Y = Y + -b ∆G + ∆G
1-b
∆Y = -b ∆G +
∆G = ( 1 – b ) ∆G
1-b
1-b
∆Y/∆G =
1-b = 1
1-b
kB =
∆Y = 1
∆G = ∆Tx
Atau
kB = KG + KTx = 1
+ -b
1-b 1-b
= 1-b = 1
1-b
Ini berarti :
KB = 1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar