Rabu, 10 Juni 2015

Analisis Pendapatan Nasional untuk Perekonomian tertutup Sederhana



Analisis Pendapatan Nasional untuk Perekonomian tertutup 

1. Analisis pendapatan nasional dengan perekonomian tertutup sederhana dua sector.
Pertumbuhan perekonomian di dalam suatu negara sangat berpengaruh terhadap kehidupan rakyat di negara tersebut. Pertumbuhan ekonomi di indonesia sekarang ini berbeda saat zaman orde baru. Saat Zaman orde baru pertumbuhan ekonomi mungkin lebih baik, karena pada zaman itu terdapat sedikit partai dibandingkan dengan zaman sekarang yang memiliki banyak partai. Akibat terlalu banyaknya jumlah partai yang ada, sehingga para investor asing tidak lagi menanam sahamnya di Indonesia, karena selalu dimintai untuk mendanai konfoi partai tersebut. Padahal saham asing sangat membantu pertumbuhan ekonomi negara. Hubungan antara pertumbuhan ekonomi, inflasi dan pengangguran sangat erat hubungannya. Salah Satu masalah jangka pendek dalam ekonomi yaitu inflasi, pengangguran dan neraca pembayaran. Inflasi (inflation) adalah gejala yang menunjukkan kenaikan tingkat harga umum yang berlangsung terus menerus. Tingkat inflasi yang terjadi dalam suatu negara merupakan salah satu ukuran untuk mengukur baik buruknya masalah ekonomi yang dihadapi suatu negara.
Kecenderungan untuk Konsumsi dan menabung :
Konsumsi merupakan tindakan pelaku ekonomi, baik individu maupun kelompok, dalam menggunakan komoditas berupa barang maupun jasa untuk memenuhi kebutuhannya. Mengapa kita harus memahami konsumsi? Membahas konsumsi sangat penting untuk analisis ekonomi jangka panjang maupun jangka pendek suatu negara. Secara agregat, konsumsi merupakan penjumlahan dari pengel;uaran seluruh rumah tangga yang ada dalam suatu perekonomian. Dengan mengetahui total pengeluaran suatu perekonomian, maka akan dapat diketahui beberapa masalah penting yang muncul dalam perekonomian, seperti pemerataan pendapatan, efisiensi penggunaan sumber daya dalam suatu perekonomian , masalah-masalah lainnya. Dengan demikian, kita dapat menganalisis dan menentukan kebijakan ekonomi guna memperbaiki atau meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumsi :
Kita telah mempelajari faktor yang dapat mempengaruhi konsumsi individu, antara lain pendapatan yang diterima, tingkat harga, selera. Kali ini, kita akan mencoba membahasnya dari segi ekonomi makro. Faktor-faktor yang mempengaruhi keseluruhan konsumsi rumah tangga diklasigikasikan ke dalam tiga bagian, antara lain faktor ekonomi, demografi, dan faktor nonekonomi, ada juaga yang membedakan faktor obyektif dan subyektif.
Untuk memahami hubungannya perlu mengetahui kecenderungan mengonsumsi dan kecenderungan menabung.

1.      Kecenderungan Mengonsumsi (Propensity to Consume)
Kecenderungan ini dibedakan menjadi kecenderungan mengonsumsi marginal dan kecenderungan mengonsumsi rata-rata. Kecenderungan mengonsumsi marginal atau marginal propensity to consume (MPC) adalah perbandingan antara pertambahan konsumsi  yang dilakukan dengan pertambahan pendapatan disposibel
Kecenderungan mengonsumsi rata-rata atau average propensity to consume (APC) adalah perbandingan antara tingkat konsumsi (C) dengan tingkat pendapatan disposibel saat konsumsi itu dilakukan (Yd).
 2. Kecenderungan Menabung (Propensity to Save)
Kecenderungan menabung juga dibedakan menjadi kecenderungan menabung marginal atau marginal propensity to save (MPS) dan kecenderungan menabung rata-rata atau average propensity to save(APS). Kecenderungan menabung marginal adalah perbandingan antara pertambahan tabungan dengan pertambahan pendapatan disposibel .
Kecenderungan menabung rata-rata atau average propensity to save (APS) adalah perbandingan antara jumlah tabungan dengan jumlah pendapatan dipsosibel.



Angka-Angka Pengganda :
Multiplier atau angka pengganda membarikan gambaran tentang intensitas hubungan kasual antara sebuah variable tertentu dengan pendapatan nasional. Apabila angka pengganda tersebut menunjukkan angka yang tinggi, maka ini berarti bahwa perusahaan yang terjadi pada variable tersebut akan besar pengaruhnya terhadap tingkat pendapatan nasional, begitu pula sebaliknya.
Dalam perkonomian tertutup deengan adanya tindakan fiscal, kita mengenal 5 macam angka pangganda plus 1 angka pengganda konsumsi, apabila kita menginginkannya. Ke-6 angkapengganda tersebut adalah:
1.          Angka Pengganda Investasi
Apabila investasi dibawah dari sebesar I pertahun menjadi sebesar ( I + ∆I ) pertahun, akan mengakibatkan pendapatan nasional equilibrium berubah dari semula Y pertahun menjadi sebesar ( Y + ∆Y ) pertahun maka :
Sebelum adanya perubahan investasi :
Y = Co + bTr – bTx + I +G
                    1 – b
Sesudah adanya perubahan investasi :
Y + ∆Y = Co + bTr – bTx + (I + ∆I) + G
       1 – b
Y + ∆Y = co + bTr – bTx + I + G    +   ∆I
                        1 – b                        1 – b 
Y + ∆Y = Y +   ∆I
                    1 – b
∆Y = ∆I
        1 – b
∆Y =   1
∆I    1 – b
kI = ∆Y =   1
       ∆I    1 – b

2.          Angka Pengganda Konsumsi.
Angka pengganda konsumsi yang dapat kita persoalkan disini yaitu multiplier daripada nilai ‘Co’ sajalah yang dapat kita jumpai hubungannya yang tetap dengan perubahan tingkat pendapatan nasional equilibrium yang diakibatkan oleh adanya perubahan nilai ‘Co’ tersebut, sedangkan hubungan antara perubahan nilai ‘b’ dengan perubanahan pendapatan nasional yang diakibatkan sifatnya tidak pasti, sebab sangat tergantung krpada besarnya jumlah pengeluaran konsumsi pada tingkat pendapatan sebesar nol (Co), besarnya invesatasi, besarnya konsumsi pemerintah, besarnya transfer pemerintah dan besarnya pajak.
Angka pengganda konsumsi :
Kc = ∆Y =  1
                  ∆Co    1-b

3.          Angka Pengganda Pengeluaran Konsumsi Pemerintah.
Oleh karena ‘government expenditure’ biasa juga disebuut ‘goverment purchase’ maka angka pengganda pengeluaran biasa juga disebut ‘goverment purchase mulitiplier’.

Angka pengganda pengeluaran konsumsi pemerintah:
KG = ∆Y / ∆G = 1 / 1 – b

Angka pengganda transfer pemerintah:
kTr = ∆Y/ ∆Tr = b / 1-b

4.          Angka Pengganda Pajak
Angka pengganda pajak mempunyai tanda negative dengan negatifnya angka pengganda pajak berarti bertambahnya jumlah pajak yang dipungut oleh pemerintah akan mengakibatkan menurunnya tingkat pendapatan nasional equilibrium begitu pula sebaliknya.
Negatifnya angka pengganda pajak dapat kita uraikan sebagai berikut:
Tx naik -> Yd turun ( pada tingkat pendapatan nasional yg sama) -> C turun -> Y turun
Sebaliknya.
Tx turun -> Yd naik (pada tingkat pendapatan nasional yang sama) -> C naik -> Y naik diikuti oleh pengeluaran konsumsi, demikian seterusnya saampai dicapai pendapatan nasional equilibrium yang baru.

Angka Pengganda Pajak
kTx = ∆Y / ∆Tx = -b/1-b

5.          Angka Pengganda Anggaran Belanja yang Seimbang.
Dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu, dalam memperbesar pengeluaran onsumsi pemerintah, pemerintah mungkin perlu menggunakan cara membelanjai tambahan
goverment expenditure’ tersebut dengan memperbesar hasil pungutan pajak.
Angka pengganda anggaran belanja yang seimbang besarnya lebih dari nol, ini mempunyai arti bahwa bertambahnya pengeluaran konsumsi pemerintah yang dibarengi bertambahnya pajak dengan jumlah yang sama akan mengakibatkan, meningkatnya tingkat pendapatan nasional, begitu pula sebaliknya.

Angka pengganda anggaran belanja yang seimbang (balanced budget multiplier);
Sebelum adanya perubahan pengeluaran pemerintah dan perubahan pajak:

Y = Co + bTr – bTx + I + G
                1 –b

Sesudah adanya perubahan pengeluaran konsumsi pemerintah disertai perubahan pajak:
Y + ∆Y = Co + bTr – b(Tx + ∆Tx) + I + (G+∆G)
                        1-b
Oleh karena ∆Tx = ∆G, maka :
Y + ∆Y = Co + bTr – b(Tx + ∆Tx) + I + (G+∆G)
                        1-b
Y + ∆Y = Co + bTr – bTx + b ∆G + I + G +∆G
                        1-b
Y + ∆Y = Co + bTr – bTx + I + G    +  -b ∆G + ∆G
                            1-b                           1-b
Y + ∆Y = Y +   -b ∆G + ∆G
                        1-b
∆Y = -b ∆G + ∆G          =  ( 1 – b ) ∆G
            1-b                           1-b
∆Y/∆G   = 1-b    = 1
                 1-b
kB =   ∆Y      = 1
        ∆G = ∆Tx
Atau
kB = KG + KTx =  1   +  -b
                          1-b     1-b
                        = 1-b   = 1
                           1-b
Ini berarti :
KB = 1

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar