Kamis, 14 Januari 2016

Penyebab Kemacetan di Jakarta ( Paragraf Deduktif )

Nama      : Muhammad Rico la Dita Putra
Npm        : 16113100
Kelas       : 3KA40
Subject    : Paragraf deduktif
Judul       : Penyebab Kemacetan di Jakarta

Paragraf  Deduktif :
Paragraf deduktif adalah paragraf yang gagasan utamanya terletak pada kalimat pertama. Pola pengembangan paragraf ini yaitu umum - khusus. Kalimat topik dikembangkan dengan pemaparan ataupun deskripsi sampai bagian-bagian kecil sehingga pengertian kalimat topik yang bersifat umum menjadi jelas (umum-khusus). Paragraf yang cara pengembangannya seperti ini biasa kita kenal dengan paragraf deduktif.
Pada kesempatan kali ini saya akan memberikan contoh dari paragraph Deduktif.

Penyebab Kemacetan di Jakarta :

Setiap hari selalu terjadi kemacetan di Jakarta.Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain : Pertama, jumlah armada yang banyak tidak seimbang dengan luas jalan. Kedua, kedisiplinan pengendara kendaraan sangat minim. Ketiga, banyak tempat yang memunculkan gangguan lalu lintas, misalnya pasar, rel kereta api, pedagang kaki lima, halte yang tidak difungsikan, banjir, dan sebagainya. Keempat, kurang tegasnya petugas yang berwenang dalam mengatur lalu lintas serta menindak para pelanggar lalu lintas
Seringkali kita menyalahkan pengendara sepeda motor sebagai biangnya kemacetan. Ulah mereka sering membuat amarah kita meledak, taoi sebenarnya mereka bukan biang macet. Toh amarah kita menumpuk juga karena tekanan kerja di kantor dan macet yang luar biasa.

Menurut saya penyebab utama kemacetan di Jakarta adalah :

1. Tidak adanya pelebaran jalan. Sedangkan jumlah kendaraan bermotor terus bertambah dari tahun ke tahun. Sebagian pajak kendaraan seharusnya disisihkan untuk biaya pelebaran atau pembuatan jalan baru.

2. Kemakmuran yang membuat semua orang mampu beli kendaraan, ditunjang pula oleh sistem perkreditan. Juga kota Jakarta sebagai tujuan migrasi membuat padat kota ini.

3. Putaran Arah (U-Turn). Ini tidak di-design dengan baik. Hampir pada setiap u-turn terjadi kemacetan. Bagian tata kota khususnya lalu lintas tidak menjalankan tugasnya dengan baik. Banyak kasus kendaraan melakukan u-turn sampai 2 atau 3 jalur sedangkan lebar jalan hanya 4 jalur.


4. Perilaku kendaraan umum menaikkan dan menurunkan di sembarang tempat. Sering kali juga menaikkan atau menurunkan penumpang di tengah2 jalan karena sopirnya malas menepi!

5. Adanya kendaraan dengan ukuran sedang seperti Bajaj! Jika sedang dalam kemacetan, seringkali Bajaj menyelinap di antara 2 mobil. ni menghambat arus jalan yang sebenarnya bisa digunakan oleh pengendara sepeda motor. Sopir Bajaj merasa muat kali untuk masuk di celah2 kemacetan dan akhirnya malah memperparah kemacetan itu sendiri. Bayangkan kemacetan mobil itu adalah tubuh kita dan celah2 kemacetan itu arus darah tubuh kita. Dan Bajaj itu adalah gumpalan minyaknya yang menghambat arus darah.

6. Hujan, cukup setengah jam saja bisa membuat Jakarta macet total. Lagi - lagi sistem tata kota yang kurang apik. Alasan lainnya semua memilih naik mobil sendiri dan pada akhirnya mempersempit jalan sehingga membuat kemacetan yang panjang.

7. Kesalahan teknis seperti lampu lalu lintas yang mati. Ataupun ada kendaraan yang mogok di tepi atau tengah jalan.

8. Persimpangan tanpa lampu lalu lintas.

9. Rendahnya disiplin kita semua. Baik pemilik mobil, motor, sopir kendaraan umum, penumpang kendaraan umum, pengguna jalan, pedagang kaki lima. Semua turut mempunyai andil dalam kemacetan di Jakarta.

Kesimpulannya? Pemerintahlah yang harus bertanggung jawab terhadap masalah kemacetan. Jakarta tidak boleh dilarang untuk didatangi para pendatang. Lebih baik lagi jika para pendatang dari luar negeri. Seperti kota New York dan lainnya. Kuncinya adalah tata kota yang baik dan pelebaran jalan.

Kita semua tentu mempunyai hak yang sama untuk memiliki kendaraan bermotor. Jangan dibatasi. Kenapa tidak jalannya saja yang diperlebar? Atau kerjakan sistem angkutan masal yang baik dan benar. Kabar monorail pun hingga kini tidak ada kelanjutannya hanya berita yang terlalu dibesar besarkan di awal saja.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar