ARSITEKTUR
TELEMATIKA
A.
Pengertian
Arsitektur Telematika
Istilah arsitektur berarti merancang atau mendesain
sebuah aplikasi, atau dimana komponen yang membentuk suatu sistem akan diolah
dan ditempatkan agar komponen tersebut dapat berinteraksi. Arsitektur sistem
harus berdasarkan konfigurasi sistem secara keseluruhan yang akan menjadi
tempat dari DBMS, basis data dan aplikasi yang memanfaatkannya yang juga akan
menentukan bagaimana pemakai dapat berinteraksi dengannya. Arsitektur itu
sendiri terdiri dari dua jenis, yaitu dari sisi client dan sisi server. Istilah
arsitektur mengacu pada desain sebuah aplikasi, atau dimana komponen yang
membentuk suatu sistem ditempatkan dan bagaimana mereka berkomunikasi. Jadi
secara sederhana arsitektur telematika yaitu sebuah struktur desain yang secara
logic dapat meningkatkan hubungan jaringan komunikasi dengan teknologi
informasi.
Model arsitektur telematika yang terdiri dari client
dan server. Pengertian client-server merupakan sebuah paradigma dalam teknologi
informasi yang merujuk kepada cara untuk mendistribusikan aplikasi ke dalam dua
pihak, yaitu pihak client dan pihak server. Client-server diaplikasikan pada
aplikasi mainframe yang sangat besar untuk membagi beban proses loading antara
client dan server. Sebagai dampaknya client-server telah mengubah cara atau
pola pikir kita dalam mendesain dan membangun aplikasi. Dan ini sangat membantu
end-user dalam peng-harapan tentang “the look and feel” dari multiuser
software. Dalam perkembangannya, client-server dikembangkan oleh dominasi
perusahaan-perusahaan software besar yaitu Baan, Informix, Lotus, Microsoft,
Novell, Oracle, PeopleSoft, SAP, Sun, dan Sybase. Perusahaan-perusahaan ini
adalah superstar pada era pertama dimunculkannya konsep client/ server.
B.
Arsitektur
Telematika dari Sisi Client
Arsitektur Client merujuk pada pelaksanaan atau
penyimpanan data pada browser (atau klien) sisi koneksi HTTP. JavaScript adalah
sebuah contoh dari sisi klien eksekusi, dan cookie adalah contoh dari sisi
klien penyimpanan. Beberapa karakteristik client, yaitu:
1. Selalu memulai permintaan ke server.
2. Menunggu balasan dari server.
3. Menerima balasan dari server.
4. Terhubung ke beberapa server pada waktu tertentu.
5. Berinteraksi langsung dengan pengguna akhir, dengan menggunakan GUI.
1. Selalu memulai permintaan ke server.
2. Menunggu balasan dari server.
3. Menerima balasan dari server.
4. Terhubung ke beberapa server pada waktu tertentu.
5. Berinteraksi langsung dengan pengguna akhir, dengan menggunakan GUI.
C.
Arsitektur Telematika dari Sisi Server
Sebuah eksekusi sisi server yaitu server web khusus
eksekusi yang melampaui standar metode HTTP itu harus mendukung. Sebagai
contoh, penggunaan CGI script sisi server khusus tag tertanam di halaman HTML,
tag ini memicu tindakan terjadi atau program untuk mengeksekusi. Beberapa
karakteristik server, yaitu :
Selalu menunggu permintaan dari salah satu klien.
Melayani permintaan client, lalu menjawab dengan data yang diminta oleh client.
Sebuah server dapat berkomunikasi dengan server lain untuk melayani permintaan client.
Beberapa jenis server, yaitu : web server, FTP server, database server, E-mail server, file server, print server.
Tiga Elemen Utama Sebuah Arsitektur:
Melayani permintaan client, lalu menjawab dengan data yang diminta oleh client.
Sebuah server dapat berkomunikasi dengan server lain untuk melayani permintaan client.
Beberapa jenis server, yaitu : web server, FTP server, database server, E-mail server, file server, print server.
Tiga Elemen Utama Sebuah Arsitektur:
1. Arsitektur
Sistem Pemrosesan. Menentukan standar teknis untuk hardware, lingkungan
sistem operasi, dan software aplikasi, yang diperlukan untuk menangani
persyaratan pemrosesan informasi perusahaan dalam spektrum yang lengkap.
Standar merupakan format, prosedur, dan antar muka, yang menjamin bahwa
perlengkapan dan software dari sekumpulan penyalur akan bekerja sama.
2. Arsitektur Telekomunikasi dan Jaringan. Menentukan kaitan di antara fasilitas komunikasi perusahaan, yang melaluinya informasi bergerak dalam organisasi dan ke peserta dari organisasi lain, dan hal ini juga tergantung dari standar yang berlaku.
3. Arsitektur Data. Sejauh ini merupakan yang paling rumit diantara ketiga arsitektur di atas, dan termasuk yang relatif sulit dalam implementasinya, menentukan organisasi data untuk tujuan referensi silang dan penyesuaian ulang, serta untuk penciptaan sumber informasi yang dapat diakses oleh aplikasi bisnis dalam lingkup luas.
2. Arsitektur Telekomunikasi dan Jaringan. Menentukan kaitan di antara fasilitas komunikasi perusahaan, yang melaluinya informasi bergerak dalam organisasi dan ke peserta dari organisasi lain, dan hal ini juga tergantung dari standar yang berlaku.
3. Arsitektur Data. Sejauh ini merupakan yang paling rumit diantara ketiga arsitektur di atas, dan termasuk yang relatif sulit dalam implementasinya, menentukan organisasi data untuk tujuan referensi silang dan penyesuaian ulang, serta untuk penciptaan sumber informasi yang dapat diakses oleh aplikasi bisnis dalam lingkup luas.
Namun seiring dengan
kemajuan teknologi telekomunikasi dan teknologi informasi atau lebih dikenal
dikenal dengan istilah Telematika atau dalam istilah asingnya ICT (Information
and Communication Technology) menawarkan sesuatu yang pada awal perkembangan
komputer sangatlah mahal yaitu mini komputer, workstation dan personal komputer
yang memiliki kemampuan setara mainframe dengan harga yang jauh lebih murah.
Hal itu mendorong munculnya paradigma baru dalam
pemrosesan data yaitu apa yang disebut Distributed Processing dimana sejumlah
komputer mini komputer, workstation atau personal komputer menangani semua
proses yang didistribusikan secara fisik melalui jalur jaringan komunikasi.
Komponen client juga disebut sebagai front-end,
sementara komponen server disebut sebagai back-end. Komponen client dari
aplikasi tersebut dijalankan dalam sebuah workstation dan menerima masukan data
dari pengguna. Komponen client tersebut akan menyiapkan data yang dimasukkan
oleh pengguna dengan menggunakan teknologi pemrosesan tertentu dan
mengirimkannya kepada komponen server yang dijalankan di atas mesin server,
umumnya dalam bentuk request terhadap beberapa layanan yang dimiliki oleh
server. Komponen server akan menerima request dari clinet, dan langsung
memprosesnya dan mengembalikan hasil pemrosesan tersebut kepadaclient. Client
pun menerima informasi hasil pemrosesan data yang dilakukan server dan
menampilkannya kepada pengguna, dengan menggunakan aplikasi yang berinteraksi
dengan pengguna.
Kolaborasi
Arsitektur Sisi Client dan Server
1.
Standalone
(one-tier)
Pada arsitektur ini semua pemrosesan dilakukan pada
mainframe. Kode aplikasi, data dan semua komponen sistem ditempatkan dan
dijalankan pada host.
Walaupun komputer client dipakai untuk mengakses
mainframe, tidak ada pemrosesan yang terjadi pada mesin ini, dan karena mereka
“dump-client” atau “dump-terminal”. Tipe model ini, dimana semua pemrosesan
terjadi secara terpusat, dikenal sebagai berbasis-host. Sekilas dapat dilihat
kesalahan pada model ini. Ada dua masalah pada komputasi berbasis host:
Pertama, semua pemrosesan terjadi pada sebuah mesin tunggal, sehingga semakin
banyak user yang mengakses host, semakin kewalahan jadinya. Jika sebuah perusahaan
memiliki beberapa kantor pusat, user yang dapat mengakses mainframe adalah yang
berlokasi pada tempat itu, membiarkan kantor lain tanpa akses ke aplikasi yang
ada.
Pada saat itu jaringan sudah ada namun masih dalam
tahap bayi, dan umumnya digunakan untuk menghubungkan terminal dump dan
mainframe. Internet baru saja dikembangkan oleh pemerintah US dan pada saat itu
dikenal sebagai ARPANET. Namun keterbatasan yang dikenakan pada user mainframe
dan jaringan telah mulai dihapus.
2.
Client/Server
(two-tier)
Dalam model client/server, pemrosesan pada sebuah
aplikasi terjadi pada client dan server. Client/server adalah tipikal sebuah
aplikasi two-tier dengan banyak client dan sebuah server yang dihubungkan
melalui sebuah jaringan, seperti terlihat dalam gambar 1.2. Aplikasi
ditempatkan pada komputer client dan mesin database dijalankan pada server
jarak-jauh. Aplikasi client mengeluarkan permintaan ke database yang
mengirimkan kembali data ke client-nya.
Dalam client/server, client-client yang cerdas
bertanggung jawab untuk bagian dari aplikasi yang berinteraksi dengan user,
termasuk logika bisnis dan komunikasi dengan server database. Tipe-tipe tugas
yang terjadi pada client adalah :
·Antarmuka pengguna
Interaksi database
Pengambilan dan modifikasi data
Sejumlah aturan bisnis
Penanganan kesalahan
Server database berisi mesin database, termasuk
tabel, prosedur tersimpan, dan trigger (yang juga berisi aturan bisnis). Dalam
sistem client/server, sebagian besar logika bisnis biasanya diterapkan dalam
database. Server database manangani :
Manajemen data
Keamanan
Query, trigger, prosedur tersimpan
Penangan kesalahan
Arsitektur client/server merupakan sebuah langkah
maju karena mengurangi beban pemrosesan dari komputer sentral ke komputer
client. Ini berarti semakin banyak user bertambah pada aplikasi client/server,
kinerja server file tidak akan menurun dengan cepat. Dengan client/server user
dair berbagai lokasi dapat mengakses data yang sama dengan sedikit beban pada
sebuah mesin tunggal. Namun masih terdapat kelemahan pada model ini. Selain
menjalankan tugas-tugas tertentu, kinerja dan skalabilitas merupakan tujuan
nyata dari sebagian besar aplikasi. Model client/server memiliki sejumlah
keterbatasan :
Kurangnya skalabilitas
Koneksi database dijaga
Tidak ada keterbaharuan kode
Tidak ada tingkat menengah untuk menangani keamanan
dan transaksi
Aplikasi-aplikasi berbasis client/server memiliki
kekurangan pada skalabilitas. Skalabilitas adalah seberapa besar aplikasi bisa
menangani suatu kebutuhan yang meningkat – misalnya, 50 user tambahan yang
mengakses aplikasi tersebut. Walaupun model client/server lebih terukur
daripada model berbasis host, masih banyak pemrosesan yang terjadi pada server.
Dalam model client/server semakin banyak client yang menggunakan suatu
aplikasi, semakin banyak beban pada server.
Koneksi database harus dijaga untuk masing-masing
client. Koneksi menghabiskan sumber daya server yang berharga dan masing-masing
client tambahan diterjemahkan ke dalam satu atau beberapa koneksi. Logika kode
tidak bisa didaur ulang karena kode aplikasi ada dalam sebuah pelaksanaan
executable monolitik pada client. Ini juga menjadikan modifikasi pada kode
sumber sulit. Penyusunan ulang perubahan itu ke semua komputer client juga
membuat sakit kepala.
Keamanan dan transaksi juga harus dikodekan sebagai
pengganti penanganan oleh COM+/MTS. Bukan berarti model client/server bukanlah
merupakan model yang layak bagi aplikasi-aplikasi. Banyak aplikasi yang lebih
kecil dengan jumlah user terbatas bekerja sempurna dengan model ini. Kemudahan
pengembangan aplikasi client/server turut menjadikannya sebuah solusi menarik
bagi perusahaan.
3.
Three-Tier
/ Multi-Tier
Model three-tier atau multi-tier dikembangkan untuk
menjawab keterbatasan pada arsitektur client/server. Dalam model ini,
pemrosesan disebarkan di dalam tiga lapisan (atau lebih jika diterapkan
arsitektur multitier). Lapisan ketiga dalam arsitektur ini masing-masing
menjumlahkan fungsionalitas khusus. Yaitu :
· Layanan presentasi (tingkat client)
Layanan bisnis (tingkat menengah)
Layanan data (tingkat sumber data)
Layanan presentasi atau logika antarmuka pengguna
ditempatkan pada mesin client. Logika bisnis dikeluarkan dari kode client dan
ditempatkan dalam tingkat menengah. Lapisan layanan data berisi server
database. Setiap tingkatan dalam model three-tier berada pada komputer
tersendiri.
Konsep model three-tier adalah model yang membagi
fungsionalitas ke dalam lapisan-lapisan, aplikasi aplikasi mendapatkan
skalabilitas, keterbaharuan, dan keamanan.